Closed House : Modernisasi yang Padat Investasi


Merujuk jadwal waktu rencana, sekitar akhir Maret 2012 akan mulai masuk DOC (ayam umur sehari) atau yang biasa diistilahkan denganchick-in. Keterangan ini disampaikan Wahyu Pratomo  peternak broiler(ayam pedaging) mitra PT Sierad Produce (Sierad), terkait kandangclosed house (tertutup) barunyayang tengah dalam tahap pembangunan.
Berlokasi di Losari, Brebes, Jawa Tengah, kandang berlantai 3 dengan ukuran 16 m x 106 m ini bakal mampu memuat 76 ribu ekor broiler. ”Investasinya sekitar Rp 3 miliar,” sebut Wahyu.Closed house di Losari ini adalah kandang ke-3 Wahyu. Kandang pertama dan ke-2 di Purworejo juga closed house,total kapasitas 44 ribu ekor dengan nilai investasi keduanya hampir Rp 2 miliar.
Dhanang Purwantoro – Sales Area Manager PT Sierad Industries mengklaim, kandang broiler komersial milik Wahyu di Losari itu bakal menjadi yang pertama di Indonesia, closed house 3 lantai dengan sistem serba otomatis (full automatic) dan dipantau menggunakan CCTV (Closed Circuit Television). ”Pemilik bisa mengontrol kandang dari jarak jauh,” ungkap Dhanang.
Recording (pencatatan) performa budidaya dibuat online. Bisa diakses oleh pemilik kandang, tim kemitraan Sierad, teknisi kandang dari PT Sierad Industries, dan pihak manajemen pusat Sierad. ”Sepanjang ada akses internet, pihak-pihak itu bisa memantau,” imbuhnya.
Di korporasi besar, closed house tampak seperti satu paket, di level breeding dan begitu pula di level company farm yang memelihara broiler atau layer komersial. Sebagai contoh PT Ciomas Adi Satwa (Ciomas). Informasi Imam Wahyudi – Senior Vice President Head of Broiler Division Ciomas, sekitar 90 % company farm Ciomas sudah menggunakan closed house meski tipenya berbeda-beda di tiap daerah, mulai dari semi closed house hingga full closed house.
Begitu juga dengan Sierad. ”Pasti. Level on-farm (budidaya) Sierad semuanya sudah difasilitasi closed house,” tutur Direktur Sierad, Sudirman FX. Sedangkan untuk kemitraan, di Jawa Tengah saja, info dari Dhanang, tahun ini 20 % mitra Sierad menggunakanclosed house. Bahkan untuk menggenjot konversi kandang ke closed house bagi mitranya di seluruh Indonesia, kata Sudirman, Sierad Industries menggandeng perusahaan China yang bisa membuat closed house dengan dana terjangkau.   
Investasi closed house yang serba otomatis dan canggih ternyata masih sangat sedikit di anggota Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN). ”Ada, tapi tak banyak,” ujar Tri Hardiyanto yang Ketua GOPAN. Sambung Tri, ini bukan berarti anggotanya tidak melek teknologi perkandangan modern. ”Kami lebih ke arah investasi tepat guna. Setingkat demi setingkat dalam menerapkan teknologi modern yang ada,” jelasnya.
Berdasar analisa pakar agribisnis perunggasan Arief Daryanto, di 2011 industri perunggasan sangat menggeliat. Istilah dia, industri perunggasan sedang mengalami ”expansionary mode on” atau masa perkembangan dan perluasan. Arief menyebut data, ”Tahun lalu Charoen Pokphand meningkatkan kapasitas DOC sebesar 18 %, Japfa 16 %, Malindo 21 %, dan Sierad 38 %.” Dengan penambahan kapasitas DOC sebesar itu, simpul Arief, bisa dihitung berapa banyak kebutuhan closed house.
Efisiensi atau Mati
Menurut Sudirman, yang tidak efisien pasti mati. Sebab ini proses evolusi dan struktur biaya produksi terus berubah dari tahun ke tahun. ”Jadi perubahan pola pemeliharaan unggas dari konvensional ke semi-modern dan modern adalah tuntutan efisiensi, bukan gaya hidup,” tuturnya.

Wahyu sepandangan. Ia berpendapat, peternak yang tidak mau mengarah ke closed house secara alami akan tergilas. Hukum bisnisnya, yang tidak mau berubah akan tersingkir. Sebab ’pertempuran’ saat ini dan ke depan ada di efisiensi. Dan closed housemampu memberikan efisiensi lebih. ”Cepat atau lambat dan tidak bisa tidak ke depan peternak akan memilih closed house. Catatannya, teknologi tinggi ini perlu dibarengi cara berpikir dan manajemen yang baik,” katanya.
Efisiensi juga terkait dengan pengaruh lingkungan. Kata Chandra Brahmantya – Head Internal Production PT QL Trimitra, pengaruh lingkungan seperti perubahan cuaca sangat menuntut penggunaan closed house. ”Closed house dibuat untuk mengatasi perubahan cuaca yang sangat ekstrim,” tegasnya. QL Trimitra adalah perusahaan budidaya layer berteknologi closed house full otomatik dari Cianjur milik investor Malaysia, QL Berhad.
Kemitraan Jadi Solusi
Dari berbagai investasi closed house baik yang dilakukan perusahaan atau peternak bermodal besar tak pelak menimbulkan kekhawatiran peternak bermodal kecil. Kekhawatirannya, ’yang besar’ akan melindas ’yang kecil’ karena merusak pasar. Tetapi menurut Tri, sejauh para pelaku investasi itu siap dengan pasca panennya tentu tak akan merusak pasar. Justru sisi positifnya investasi itu memberi pengetahuan akan teknologi baru.

Sudirman berpandangan, berbagai investasi closed house itu tidak akan melindas peternak bermodal kecil. ”Solusinya ada pada kemitraan. Kemitraan bukan sesuatu yang negatif, tapi dapat menyejahterakan dan membuat peternak kecil jadi besar,” tegasnya. Ia lalu mengkritik, ”Semestinya pemerintah mendukung program kemitraan. Bukan membenturkan peternak kecil jadi lawan kuat bagi perusahaan besar, seperti dengan membangun pabrik pakan mini, tapi kemudian dilepas. Ini kontraproduktif dan destruktif. Lebih baik beraliansi.”
Sumber : Majalah Trobos